Album
Permainan Tradisional Anak
Mata
Kuliah Permainan Anak (PDW2336)
Dosen
Pengampu: Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.
Permainan
Tradisional Ingkling Dengan Lagu Gemu
Famire Untuk Meningkatkan Pemahaman Anak Tentang Bidang Geometri
Disusun
oleh:
Desy Riska
Martyassanti 131134056
Paulus Yuli
Suseno 131134064
Adelia Surya
Putri 131134084
Eka Novi
Kristanti 131134086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
Setiap anak memiliki berbagai macam
tanggung jawab di dalam hidup sehari-hari, salah satu diantaranya adalah
belajar. Kegiatan belajar ini dapat terlaksana dengan efektif ketika anak
memperoleh kesempatan untuk belajar di bangku sekolah. Di bangku sekolah inilah
anak dapat belajar dan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Banyak
tahapan yang harus dilewati anak ketika belajar di bangku sekolah. Tahapan awal
dimana anak dikenalkan berbagai macam ilmu pengetahuan seperti bidang
lingkungan, sosial, bahasa, wawasan kebangsaan, dan lain sebagainya adalah
Sekolah Dasar. Di Sekolah Dasar, anak diharapkan mampu menguasai berbagai ilmu
pengetahuan dasar dari segala bidang ilmu pengetahuan, beberapa diantaranya
adalah Matematika, PPKn, dan PJOK. Berbagai macam pengetahuan dasar dari ketiga
mata pelajaran tadi seperti pembelajaran mengenai bidang geometri untuk
Matematika, memahami arti bersatu dan melaksanakannya di lingkungan sekolah
atau pun di lingkungan rumah untuk PPKn, dan pengetahuan tentang gerak atletik
dasar seperti melompat untuk PJOK, tentunya sudah dipahami benar oleh setiap
anak usia SD. Anak usia SD yang sudah memahami berbagai macam pengetahuan dasar
dari ketiga mata pelajaran tadi mampu untuk menggambar berbagai macam bangun
datar dengan pola tertentu, bersedia menjadi satu ketika bermain dengan teman-teman
yang berbeda, dan melakukan lompatan dalam kegiatan sehari-hari.
Harapan dunia pendidikan khususnya
Sekolah Dasar, untuk membawa anak-anak menguasai berbagai pengetahuan khususnya
pengetahuan dari ketiga mata pelajaran tadi nampaknya belum tercapai
sepenuhnya. Masih banyak anak usia SD yang belum bisa memahami dan menguasai
materi dari ketiga mata pelajaran tadi. Banyak anak belum bisa menggambar
berbagai macam bangun datar dengan pola tertentu, sering terjadi konflik ketika
bermain dengan teman yang beragam, dan belum bisa melakukan lompatan dengan
baik ketika bermain.
Dengan adanya permasalahan di atas,
khusunya rendahnya pemahaman anak mengenai bidang geometri, kami mencoba untuk
membantu dunia pendidikan dalam mengatasi permasalahan ini. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, kami menawarkan permainan Ingkling dengan lagu Gemu
Famire sebagai media untuk meningkatkan pemahaman anak mengenai bidang
geometri. Kami menawarkan permainan Ingkling
sebagai media untuk mengatasi permasalahan tadi, dikarenakan bermain adalah
kebutuhan mendasar bagi anak-anak, dengan bermain anak diberi kesempatan untuk
mengaktualisasikan dirinya. Keyakinan tersebut kami pegang dengan dasar teori
dari Maria Montessori. Dalam pembelajaran Matematika, Montessori juga
menekankan bahwa anak tidak lagi ditekan untuk pasif, artinya anak hanya diam
dan tidak diberi kesempatan untuk diberikan pembelajaran learning by doing. Montessori menerapkan pembelajaran Matematika
dengan alat bermain sebagai media pembelajaran (Montessori, 2002).
Seiring perkembangan zaman dan
membanjirnya permainan modern, permainan Ingking
semakin hilang. Anak-anak saat ini, baik
di perkotaan dan anak di pedesaan lebih senang menghabiskan waktu di depan
televisi, bermain playstation,
bermain gadget dan permainan lain
yang diproduksi oleh pabrik yang sebenarnya kurang bermanfaat dalam membantu
anak untuk belajar Matematika. Hal ini juga menyebabkan anak kurang
bersosialisasi dengan lingkungan luar, baik dengan teman maupun masyarakat
sekitar. Anak juga semakin lupa, diusianya yang begitu dini seharusnya
permainan yang dilakukan adalah berbagai macam permainan tradisional yang ada
di Indonesia. Oleh karena itu, kami menawarkan permainan Ingkling yang kami
modifikasi atau kami kombinasikan dengan lagu Gemu Famire (lagu yang berasal dari NTT) sebagai media belajar
sekaligus bermain. Kami menggunakan lagu yang berasal dari NTT sebagai
pembaharuan supaya permainan Ingkling
lebih menarik dan anak semakin tahu berbagai macam lagu dari luar daerahnya.
Menggunakan permainan Ingkling dengan lagu Gemu Famire
dalam pembelajaran Matematika, PPKn, dan PJOK diharapkan dapat membantu
mengatasi permasalahan anak-anak usia SD akhir-akhir ini. Langkah ini juga
sebagai upaya dalam melestarikan berbagai macam permainan dan lagu tradisional di
Indonesia khususnya Ingkling.
Ingkling juga disebut éngklék, téklék, sundamanda/sundah-mandah,
jlong jling, lempeng, pacih, jangkar bumi, atau dampu adalah permainan anak tradisional yang
populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan.
Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di
Indonesia, di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi dengan nama yang
berbeda-beda tentunya. Nama-nama untuk permainan Engklek atau dalam
bahasa Inggris ”Hopscotch”, antara lain Engklek (Jawa),
Ingkling (Lampung), Gala Asin
(Kalimantan), Intingan (Sampit), Tengge-tengge (Gorontalo), Cak Lingking (Bangka), Dengkleng, Teprok
(Bali), Gili-gili (Merauke), Deprok (Betawi), Gedrik
(Banyuwangi), Engkle (Lamongan), Bendang (Lumajang), Engkleng (Pacitan), Sonda
(Mojokerto), Tepok Gunung (Jawa Barat), dan masih banyak lagi nama yang lain.
Menurut beberapa ahli, permainan Ingkling ini menyebar pada zaman kolonial Belanda dengan latar
belakang cerita perebutan petak sawah. Yang diduga bahwa nama permainan ini
berasal dari "zondag-maandag" yang berasal dari Belanda yang berarti
Sunday manday dan menyebar ke nusantara pada zaman kolonial, walaupun dugaan
tersebut adalah pendapat sementara. Permainan ini
bersifat kompetitif, biasanya dimainkan oleh dua orang anak atau lebih.
Permainan Ingkling di Britania Raya
disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch tersebut diduga
sangat tua dan dimulai dari zaman kekaisaran Romawi.
Dr. Snouck Hurgronje (seorang sarjana Belanda budaya Oriental dan bahasa serta
Penasehat Urusan Pribumi untuk pemerintah kolonial Hindia Belanda (sekarang
Indonesia), berpendapat bahwa permainan ini berasal dari Hindustan dan dibawa
atau diperkenalkan oleh orang-orang Keling.
Arti permainan ingkling adalah berjalan atau melompat dengan satu kaki. Permainan ingkling ini termasuk unik karena
dimainkan dengan satu kaki saja dan kaki yang lain diangkat ke atas. Selain
itu, Ingkling memiliki banyak nama di
berbagai daerah, misalnya di Lampung dikenal dengan main taplak, Kalimantan
dikenal dengan Gala Asin, di Sumatera Selatan dikenal dengan Engkek-engkek, dan
lain sebagainya. Keunikan yang lain dari permaianan ingkling adalah penggunakan gacuk sebagai media dalam bermain.
Gacuk biasanya dibuat dari pecahan genting ataupun tegel.
A. Keefektifan Permainan Ingkling dalam Pembelajaran Matematika,
PPKn, dan PJOK di Sekolah Dasar
Keefektifan permainan ingkling dalam pemebelajaran Matematika,
PPKn, dan PJOK di Sekolah Dasar dapat dilihat di kelas 4 tema Indahnya
Kebersamaan, Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman, Pembelajaran 1. Berikut
penjelasan keefektifan permainan ingkling
dalam setiap mata pelajaran:
a.
Matematika
1)
Kompetensi Dasar
3.1 Menemukan
bangun segi banyak beraturan maupun tak beraturan yang membentuk pola
pengubinan melalui pengamatan.
4.4 Melakukan
pengubinan menggunakan segi banyak beraturan tertentu.
2)
Indikator
3.1.1 Merancang
pengubinan menggunakan bangun segi banyak untuk membuat pola dalam permainan ingkling.
Dari
indikator 3.1.1 diatas, permainan
tradisonal ingkling menjadi media
dalam membantu mengajarkan materi segi banyak beraturan. Bentuk bantuan dari
permainan ingkling yaitu menyediakan
pola yang akan digunakan anak, pola tersebut dapat dibuat oleh anak sendiri
sesuai dengan bagun datar yang sudah mereka kenal.
b.
PPKn
1)
Kompetensi Dasar
3.4 Memahami
arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah, dan masyarakat.
4.3 Bekerja sama
dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
2)
Indikator
3.4.1
Menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman.
4.3.1
Menceritakan pengalaman bermain dengan teman yang berbeda-beda.
Dari
indikator 3.4.1 diatas, permainan tradisional ingkling menjadi media dalam membantu memahami makna bersatu dalam
keberagaman. Sebelum ingkling
dimainkan anak harus menentukan pola dari bangun datar yanga akan mereka
gunakan dalam permainan. Dalam menentukan pola permainan ini, tentunya terjadi
perbedaan pendapat dalam membuat pola dari bangun datar. Tidak semua anak dalam
satu kelompok memiliki tingkat pemahaman yang sama tentang bangun datar. Agar
permainan dapat dilaksanakan, perlu adanya penjelasan mengenai makna bersatu
dalam keberagaman.
Setelah
anak bermain ingkling, anak mampu
menceritakan pengalaman bermain dengan teman-temannya sebagai wujud dari kerja
sama dalam kelompoknya.
c.
PJOK
1)
Kompetensi Dasar
3.9 Memahami
pengaruh aktivitas fisik dan istirahat yang cukup terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tubuh.
4.3
Mempraktikkan kombinasi pola gerak dasar lokomotor untuk membentuk gerakan
dasar atletik jalan cepat dan lari yang dilandasi konsep gerak melalui
permainan dan olahraga tradisional.
2)
Indikator
4.3.1 Mempraktikkan
permainan tradisional ingkling.
Dari
indikator 4.3.1 diatas, permainan tradisonal ingkling membantu anak dalam membentuk gerakan atletik dasar yaitu
melompat.
B. Teknis Permainan Ingkling
1.
Syarat
Pemain
a)
Pemain berusia 7-12
tahun, namun demikian, usia di atas 12 tahun tetap bisa ikut bermain.
b)
Pemain : Jumlah pemain Ingkling dua orang anak atau lebih.
2.
Persiapan
:
a)
Membagi siswa dalam
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
b)
Mengajak siswa ke tanah
lapang misalnya halaman sekolah.
c)
Mengajak siswa membuat
pola permainan ingkling yang mereka
inginkan berupa bangun datar dengan menggunakan kapur, genting atau tepung.
d)
Setelah pola permainan ingkling terbentuk, siswa mencari gacuk (pecahan genting atau pecahan
tegel.
e)
Memberikan contoh
bernyanyi lagu Gemu Famire beserta
gerakannya.
3.
Aturan
Permainan Ingkling
a)
Mencari gacuk, biasanya
dari pecahan genting atau tegel.
b)
Menentukan pemain
pertama dengan suit atau hompipa.
c)
Melempar gacuk pada
petakan yang sudah tergambar.
d)
Melompati setiap
petakan dengan satu kaki.
e)
Setiap pemain yang
melemparkan gacuk tetapi diluar petak permainan, tidak boleh melakukan
lompatan.
f)
Pemain harus menjawab
setiap pertanyaan dalam kartu soal, setelah selesai mengelilingi petak-petak
yang ada.
g)
Pemain yang dapat
menjawab pertanyaan dengan benar mendapatkan kesempatan untuk menyanyikan lagu Gemu Famire beserta gerakannya.
4.
Cara
Bermain Ingkling
a)
Siapkanlah gacuk
sebelum bermain.
b)
Lakukan suit atau
hompimpa untuk menentukan urutan bermain.
c)
Lemparlah gacuk ke
salah satu petak.
d)
Lompatlah dengan
menggunakan satu kaki di setiap petak-petak yang telah digambar.
e)
Petak yang ada
gacuk-nya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain.
f)
Lompatlah ke petak
berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
g)
Pemain harus menjawab
setiap pertanyaan dalam kartu soal, setelah selesai mengelilingi petak-petak
yang ada.
h)
Pemain yang dapat
menjawab pertanyaan dengan benar mendapatkan satu bintang. Setelah berhasil
menjawab pertanyaan pemain menyanyikan lagu Gemu
Famire beserta gerakannya. Lagu Gemu
Famire dinyanyikan oleh setiap pemain saat berhasil menjawab pertanyaan
pertama kali, dan dinyanyikan kembali saat salah satu kelompok berhasil
memenangkan permainan.Jadi, lagu Gemu
Famire dinyanyikan sebanyak 2 kali oleh setiap kelompok.
i)
Pemain yang paling
banyak mengumpulkan bintang menjadi pemenangnya.
5.
Manfaat
Permainan Ingkling
a)
Melatih dan
meningkatkan fisik anak.
Ketika anak melakukan
gerakan melompat dengan menggunakan satu kaki dan mengambil dan melempar gacuk
secara langsung telah melakukan latihan agar otot tubuh berkembang dan
berkoordinasi dengan baik.
b)
Menghilangkan stress
dan menumbuhkan keceriaan.
Ingkling
menstilmulus siswa untuk selalu ceria dan bersuka cita. Gerakan melompat-lompat
dapat melepaskan energi stres. Suasana ceria yang dibangun melahirkan
kebersamaan yang menyenangkan.
c)
Bersosialisasi dan
bernegoisasi.
Ketika anak
mulai sepakat untuk bermain ingkling,
maka pada saat itu anak belajar bersosialisasi. Setiap anak tentu mempunyai
keinginan berbeda tentang pola permainan ingkling
ingin dimainkan, maka terjadilah negoisasi. Mereka akan belajar menghargai dan
menghormati pendapat dan keinginan teman yang lain.
d)
Membangun kreativitas
dan sportivitas.
Ketika mereka
bersepakat untuk memainkan ingkling,
mereka bertanggung jawab untuk membuat permainan semarak, menyengkan, dan adil.
Untuk menciptakan kondisi demikian, mereka bersama-sama membuat aturan
permainan. Selain itu, mereka juga belajar berkompetisi, bagaimana memenangkan
permainan dan bagaimana menerima kekalahan.
e)
Mentaati aturan.
Setelah anak
berkreasi membuat aturan permainan secara bersama, mereka juga dituntut untuk
mentaati aturan yang telah mereka sepakati.
f)
Mengenal lingkungan.
Permainan ingkling yang menggunkan gacuk dan
lapangan sebagai tempatnya, menciptakan kebersamaan anak dengan lingkungannya.
Selain itu juga melahirkan rasa kepedulian anak terhadap lingkungannya.
6.
Materi
yang Diacu atau Diajarkan
a)
PPKn : Memahami arti
bersatu dan kebersamaan dalam keberagaman.
b)
Matematika : Merancang
pengubinan dengan menggunakan segi banyak.
c)
PJOK : Mempraktikkan
permainan ingkling dengan Gemu
Famire.
7.
Kartu
Soal atau Kartu Jawab Sesuai Materi
a)
Kartu soal berkaitan
dengan materi bidang geometri.
1.
Sebutkan 5 macam bangun
datar!
2.
Sebutkan ciri-ciri
persegi!
3.
Jelaskan perbedaan
persegi dan persegi panjang!
4.
Berapakah besar
masing-masing sudut pada segitiga sama sisi?
5.
Berapakah sudut yang membentuk
bangun lingkaran?
6.
Suatu persegi memiliki
sisi 2 cm. Berapakah luasnya?
7.
Sebutkan macam segitiga
menurut sudutnya!
8.
Sebutkan macam segitiga
menurut sisinya!
9.
Suatu segitiga memiliki
panjang alas 4 cm dan tinggi 2 cm. Berapakah luasnya?
10. Bagaimanakkah
cara mencari luas lingkaran?
b)
Kartu Jawab
1.
Persegi, persegi
panjang, segitiga, lingkaran, belah ketupat.
2.
Memiliki 4 sisi yang
sama panjang, mempunyai sudut 360o.
3.
Persegi:memiliki 4 sisi
yang sama panjang.
Persegi
panjang:memiliki 2 sisi yang sama panjang.
4.
180o:3=60o
5.
360o
6.
L=sxs
L=4x4=16 cm2
7.
Segitiga lancip,
segitiga siku-siku, dan segitiga tumpul.
8.
Segitiga sama kaki,
segitiga sana sisi, dan segitiga sembarang.
9.
10.
C. Daftar Referensi
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. (1983). Permainan
rakyat daerah Lampung.
Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. (1983). Permainan rakyat
daerah Sumatera
Selatan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Iswinarti.
(2010). Nilai-nilai terapiutik permainan
tradisional engklek untuk anak usia
sekolah dasar. Diakses
dari http://rires2.umm.ac.id/publikasi/lama/Iswinarti%20PDK%2009-10.pdf.13Oktober
2014.
Montessori,
M. (2002). The Montessori method. New York: Dover Publications.
Murtiningsih,
R.R Siti. (2012). Pendidikan multikultural
melalui dolanan anak:studi
tentang dolanan anak “sundamanda” dalam
perspektif teori pendidikan John
Dewey. Diakses dari http://multikulturalui.files.wordpress.com/2013/05/prosiding-simg-ui-2012-jilid-2-15.pdf.
18
Oktober 2014.
Nuraini Sujiono, Yuliani dan Bambang
Sujiono. (2010). Bermain kreatif berbasis
kecerdasan jamak. Jakarta:Indeks.
Pulung
Dwi Cahyanto, Ignatius. (2008). Understanding rural Indonesian culture
through reflexive photography as a means
of developing tourism. Diakses dari
Oktober
2014.
Pusat Penelitian
dan Pengembangan Kebudayaan. (2013). Harmoni
di mata kaum muda:
selusin naskah lomba sosial budaya. Diakses
dari http://litbang.kemdikbud.go.id/pusat/puslitbangbud/prosiding/Prosiding%20LKTI.pdf. 18 Oktober 2014.
----------(2013). Ingkling keceriaan dengan melompat satu kaki.
Diakses dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar