Kamis, 28 Mei 2015

Permainan Tradisional Ingkling Dengan Lagu Gemu Famire Untuk Meningkatkan Pemahaman Anak Tentang Bidang Geometri



Album Permainan Tradisional Anak

Mata Kuliah Permainan Anak (PDW2336)

Dosen Pengampu: Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.


Permainan Tradisional Ingkling Dengan Lagu Gemu Famire Untuk Meningkatkan Pemahaman Anak Tentang Bidang Geometri



https://www.usd.ac.id/fakultas/pascasarjana/s2inggris/f1l3/Logo%20USD.png


Disusun oleh:
Desy Riska Martyassanti                              131134056
Paulus Yuli Suseno                                       131134064
Adelia Surya Putri                                        131134084
Eka Novi Kristanti                                        131134086


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014





Setiap anak memiliki berbagai macam tanggung jawab di dalam hidup sehari-hari, salah satu diantaranya adalah belajar. Kegiatan belajar ini dapat terlaksana dengan efektif ketika anak memperoleh kesempatan untuk belajar di bangku sekolah. Di bangku sekolah inilah anak dapat belajar dan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Banyak tahapan yang harus dilewati anak ketika belajar di bangku sekolah. Tahapan awal dimana anak dikenalkan berbagai macam ilmu pengetahuan seperti bidang lingkungan, sosial, bahasa, wawasan kebangsaan, dan lain sebagainya adalah Sekolah Dasar. Di Sekolah Dasar, anak diharapkan mampu menguasai berbagai ilmu pengetahuan dasar dari segala bidang ilmu pengetahuan, beberapa diantaranya adalah Matematika, PPKn, dan PJOK. Berbagai macam pengetahuan dasar dari ketiga mata pelajaran tadi seperti pembelajaran mengenai bidang geometri untuk Matematika, memahami arti bersatu dan melaksanakannya di lingkungan sekolah atau pun di lingkungan rumah untuk PPKn, dan pengetahuan tentang gerak atletik dasar seperti melompat untuk PJOK, tentunya sudah dipahami benar oleh setiap anak usia SD. Anak usia SD yang sudah memahami berbagai macam pengetahuan dasar dari ketiga mata pelajaran tadi mampu untuk menggambar berbagai macam bangun datar dengan pola tertentu, bersedia menjadi satu ketika bermain dengan teman-teman yang berbeda, dan melakukan lompatan dalam kegiatan sehari-hari.
Harapan dunia pendidikan khususnya Sekolah Dasar, untuk membawa anak-anak menguasai berbagai pengetahuan khususnya pengetahuan dari ketiga mata pelajaran tadi nampaknya belum tercapai sepenuhnya. Masih banyak anak usia SD yang belum bisa memahami dan menguasai materi dari ketiga mata pelajaran tadi. Banyak anak belum bisa menggambar berbagai macam bangun datar dengan pola tertentu, sering terjadi konflik ketika bermain dengan teman yang beragam, dan belum bisa melakukan lompatan dengan baik ketika bermain.
Dengan adanya permasalahan di atas, khusunya rendahnya pemahaman anak mengenai bidang geometri, kami mencoba untuk membantu dunia pendidikan dalam mengatasi permasalahan ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kami menawarkan permainan Ingkling dengan lagu Gemu Famire sebagai media untuk meningkatkan pemahaman anak mengenai bidang geometri. Kami menawarkan permainan Ingkling sebagai media untuk mengatasi permasalahan tadi, dikarenakan bermain adalah kebutuhan mendasar bagi anak-anak, dengan bermain anak diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya. Keyakinan tersebut kami pegang dengan dasar teori dari Maria Montessori. Dalam pembelajaran Matematika, Montessori juga menekankan bahwa anak tidak lagi ditekan untuk pasif, artinya anak hanya diam dan tidak diberi kesempatan untuk diberikan pembelajaran learning by doing. Montessori menerapkan pembelajaran Matematika dengan alat bermain sebagai media pembelajaran (Montessori, 2002).
Seiring perkembangan zaman dan membanjirnya permainan modern, permainan Ingking semakin hilang.  Anak-anak saat ini, baik di perkotaan dan anak di pedesaan lebih senang menghabiskan waktu di depan televisi, bermain playstation, bermain gadget dan permainan lain yang diproduksi oleh pabrik yang sebenarnya kurang bermanfaat dalam membantu anak untuk belajar Matematika. Hal ini juga menyebabkan anak kurang bersosialisasi dengan lingkungan luar, baik dengan teman maupun masyarakat sekitar. Anak juga semakin lupa, diusianya yang begitu dini seharusnya permainan yang dilakukan adalah berbagai macam permainan tradisional yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, kami menawarkan permainan Ingkling  yang kami modifikasi atau kami kombinasikan dengan lagu Gemu Famire (lagu yang berasal dari NTT) sebagai media belajar sekaligus bermain. Kami menggunakan lagu yang berasal dari NTT sebagai pembaharuan supaya permainan Ingkling lebih menarik dan anak semakin tahu berbagai macam lagu dari luar daerahnya.
Menggunakan permainan Ingkling dengan lagu Gemu  Famire dalam pembelajaran Matematika, PPKn, dan PJOK diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan anak-anak usia SD akhir-akhir ini. Langkah ini juga sebagai upaya dalam melestarikan berbagai macam permainan dan lagu tradisional di Indonesia khususnya Ingkling.
Ingkling juga disebut éngklék, téklék, sundamanda/sundah-mandah, jlong jling, lempeng, pacih, jangkar bumi, atau dampu adalah permainan anak tradisional yang populer di Indonesia, khususnya di masyarakat pedesaan. Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi dengan nama yang berbeda-beda tentunya. Nama-nama untuk permainan Engklek  atau dalam bahasa Inggris ”Hopscotch”, antara lain Engklek (Jawa), Ingkling (Lampung), Gala Asin (Kalimantan),  Intingan (Sampit),  Tengge-tengge (Gorontalo), Cak Lingking (Bangka), Dengkleng, Teprok   (Bali),  Gili-gili (Merauke), Deprok (Betawi),  Gedrik (Banyuwangi), Engkle (Lamongan), Bendang (Lumajang), Engkleng (Pacitan), Sonda (Mojokerto), Tepok Gunung (Jawa Barat), dan masih banyak lagi nama yang lain.
Menurut beberapa ahli, permainan Ingkling ini menyebar pada zaman kolonial Belanda dengan latar belakang cerita perebutan petak sawah. Yang diduga bahwa nama permainan ini berasal dari "zondag-maandag" yang berasal dari Belanda yang berarti Sunday manday dan menyebar ke nusantara pada zaman kolonial, walaupun dugaan tersebut adalah pendapat sementara. Permainan ini bersifat kompetitif, biasanya dimainkan oleh dua orang anak atau lebih. Permainan Ingkling di Britania Raya disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch tersebut diduga sangat tua dan dimulai dari zaman kekaisaran Romawi. Dr. Snouck Hurgronje (seorang sarjana Belanda budaya Oriental dan bahasa serta Penasehat Urusan Pribumi untuk pemerintah kolonial Hindia Belanda (sekarang Indonesia), berpendapat bahwa permainan ini berasal dari Hindustan dan dibawa atau diperkenalkan oleh orang-orang Keling.
Arti permainan ingkling adalah berjalan atau melompat dengan satu kaki. Permainan ingkling ini termasuk unik karena dimainkan dengan satu kaki saja dan kaki yang lain diangkat ke atas. Selain itu, Ingkling memiliki banyak nama di berbagai daerah, misalnya di Lampung dikenal dengan main taplak, Kalimantan dikenal dengan Gala Asin, di Sumatera Selatan dikenal dengan Engkek-engkek, dan lain sebagainya. Keunikan yang lain dari permaianan ingkling adalah penggunakan gacuk sebagai media dalam bermain. Gacuk biasanya dibuat dari pecahan genting ataupun tegel.

A.    Keefektifan Permainan Ingkling dalam Pembelajaran Matematika, PPKn, dan PJOK di Sekolah Dasar
Keefektifan permainan ingkling dalam pemebelajaran Matematika, PPKn, dan PJOK di Sekolah Dasar dapat dilihat di kelas 4 tema Indahnya Kebersamaan, Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman, Pembelajaran 1. Berikut penjelasan keefektifan permainan ingkling dalam setiap mata pelajaran:
a.       Matematika
1)      Kompetensi Dasar
3.1 Menemukan bangun segi banyak beraturan maupun tak beraturan yang membentuk pola pengubinan melalui pengamatan.
4.4 Melakukan pengubinan menggunakan segi banyak beraturan tertentu.
2)      Indikator
3.1.1 Merancang pengubinan menggunakan bangun segi banyak untuk membuat pola dalam permainan ingkling.
Dari indikator  3.1.1 diatas, permainan tradisonal ingkling menjadi media dalam membantu mengajarkan materi segi banyak beraturan. Bentuk bantuan dari permainan ingkling yaitu menyediakan pola yang akan digunakan anak, pola tersebut dapat dibuat oleh anak sendiri sesuai dengan bagun datar yang sudah mereka kenal.

b.      PPKn
1)      Kompetensi Dasar
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah, dan masyarakat.
4.3 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
2)      Indikator
3.4.1 Menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman.
4.3.1 Menceritakan pengalaman bermain dengan teman yang berbeda-beda.
Dari indikator 3.4.1 diatas, permainan tradisional ingkling menjadi media dalam membantu memahami makna bersatu dalam keberagaman. Sebelum ingkling dimainkan anak harus menentukan pola dari bangun datar yanga akan mereka gunakan dalam permainan. Dalam menentukan pola permainan ini, tentunya terjadi perbedaan pendapat dalam membuat pola dari bangun datar. Tidak semua anak dalam satu kelompok memiliki tingkat pemahaman yang sama tentang bangun datar. Agar permainan dapat dilaksanakan, perlu adanya penjelasan mengenai makna bersatu dalam keberagaman.
Setelah anak bermain ingkling, anak mampu menceritakan pengalaman bermain dengan teman-temannya sebagai wujud dari kerja sama dalam kelompoknya.
c.       PJOK
1)      Kompetensi Dasar
3.9 Memahami pengaruh aktivitas fisik dan istirahat yang cukup terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
4.3 Mempraktikkan kombinasi pola gerak dasar lokomotor untuk membentuk gerakan dasar atletik jalan cepat dan lari yang dilandasi konsep gerak melalui permainan dan olahraga tradisional.
2)      Indikator
4.3.1 Mempraktikkan permainan tradisional ingkling.
Dari indikator 4.3.1 diatas, permainan tradisonal ingkling membantu anak dalam membentuk gerakan atletik dasar yaitu melompat.

B.     Teknis Permainan Ingkling
1.      Syarat Pemain
a)      Pemain berusia 7-12 tahun, namun demikian, usia di atas 12 tahun tetap bisa ikut bermain.
b)      Pemain : Jumlah pemain Ingkling dua orang anak atau lebih.

2.      Persiapan :
a)      Membagi siswa dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
b)      Mengajak siswa ke tanah lapang misalnya halaman sekolah.
c)      Mengajak siswa membuat pola permainan ingkling yang mereka inginkan berupa bangun datar dengan menggunakan kapur, genting atau tepung.
d)     Setelah pola permainan ingkling terbentuk, siswa mencari gacuk (pecahan genting atau pecahan tegel.
e)      Memberikan contoh bernyanyi lagu Gemu Famire beserta gerakannya.

3.      Aturan Permainan Ingkling
a)      Mencari gacuk, biasanya dari pecahan genting atau tegel.
b)      Menentukan pemain pertama dengan suit atau hompipa.
c)      Melempar gacuk pada petakan yang sudah tergambar.
d)     Melompati setiap petakan dengan satu kaki.
e)      Setiap pemain yang melemparkan gacuk tetapi diluar petak permainan, tidak boleh melakukan lompatan.
f)       Pemain harus menjawab setiap pertanyaan dalam kartu soal, setelah selesai mengelilingi petak-petak yang ada.
g)      Pemain yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar mendapatkan kesempatan untuk menyanyikan lagu Gemu Famire beserta gerakannya.

4.      Cara Bermain Ingkling
a)      Siapkanlah gacuk sebelum bermain.
b)      Lakukan suit atau hompimpa untuk menentukan urutan bermain.
c)      Lemparlah gacuk ke salah satu petak.
d)     Lompatlah dengan menggunakan satu kaki di setiap petak-petak yang telah digambar.
e)      Petak yang ada gacuk-nya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain.
f)       Lompatlah ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
g)      Pemain harus menjawab setiap pertanyaan dalam kartu soal, setelah selesai mengelilingi petak-petak yang ada.
h)      Pemain yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar mendapatkan satu bintang. Setelah berhasil menjawab pertanyaan pemain menyanyikan lagu Gemu Famire beserta gerakannya. Lagu Gemu Famire dinyanyikan oleh setiap pemain saat berhasil menjawab pertanyaan pertama kali, dan dinyanyikan kembali saat salah satu kelompok berhasil memenangkan permainan.Jadi, lagu Gemu Famire dinyanyikan sebanyak 2 kali oleh setiap kelompok.
i)        Pemain yang paling banyak mengumpulkan bintang menjadi pemenangnya.





5.      Manfaat Permainan Ingkling
a)      Melatih dan meningkatkan fisik anak.
Ketika anak melakukan gerakan melompat dengan menggunakan satu kaki dan mengambil dan melempar gacuk secara langsung telah melakukan latihan agar otot tubuh berkembang dan berkoordinasi dengan baik.
b)      Menghilangkan stress dan menumbuhkan keceriaan.
Ingkling menstilmulus siswa untuk selalu ceria dan bersuka cita. Gerakan melompat-lompat dapat melepaskan energi stres. Suasana ceria yang dibangun melahirkan kebersamaan yang menyenangkan.
c)      Bersosialisasi dan bernegoisasi.
Ketika anak mulai sepakat untuk bermain ingkling, maka pada saat itu anak belajar bersosialisasi. Setiap anak tentu mempunyai keinginan berbeda tentang pola permainan ingkling ingin dimainkan, maka terjadilah negoisasi. Mereka akan belajar menghargai dan menghormati pendapat dan keinginan teman yang lain.
d)     Membangun kreativitas dan sportivitas.
Ketika mereka bersepakat untuk memainkan ingkling, mereka bertanggung jawab untuk membuat permainan semarak, menyengkan, dan adil. Untuk menciptakan kondisi demikian, mereka bersama-sama membuat aturan permainan. Selain itu, mereka juga belajar berkompetisi, bagaimana memenangkan permainan dan bagaimana menerima kekalahan.
e)      Mentaati aturan.
Setelah anak berkreasi membuat aturan permainan secara bersama, mereka juga dituntut untuk mentaati aturan yang telah mereka sepakati.
f)       Mengenal lingkungan.
Permainan ingkling yang menggunkan gacuk dan lapangan sebagai tempatnya, menciptakan kebersamaan anak dengan lingkungannya. Selain itu juga melahirkan rasa kepedulian anak terhadap lingkungannya.

6.      Materi yang Diacu atau Diajarkan
a)      PPKn : Memahami arti bersatu dan kebersamaan dalam keberagaman.
b)      Matematika : Merancang pengubinan dengan menggunakan segi banyak.
c)      PJOK : Mempraktikkan permainan ingkling dengan Gemu Famire.

7.      Kartu Soal atau Kartu Jawab Sesuai Materi
a)      Kartu soal berkaitan dengan materi bidang geometri.
1.      Sebutkan 5 macam bangun datar!
2.      Sebutkan ciri-ciri persegi!
3.      Jelaskan perbedaan persegi dan persegi panjang!
4.      Berapakah besar masing-masing sudut pada segitiga sama sisi?
5.      Berapakah sudut yang membentuk bangun lingkaran?
6.      Suatu persegi memiliki sisi 2 cm. Berapakah luasnya?
7.      Sebutkan macam segitiga menurut sudutnya!
8.      Sebutkan macam segitiga menurut sisinya!
9.      Suatu segitiga memiliki panjang alas 4 cm dan tinggi 2 cm. Berapakah luasnya?
10.  Bagaimanakkah cara mencari luas lingkaran?
b)      Kartu Jawab
1.      Persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran, belah ketupat.
2.      Memiliki 4 sisi yang sama panjang, mempunyai sudut 360o.
3.      Persegi:memiliki 4 sisi yang sama panjang.
Persegi panjang:memiliki 2 sisi yang sama panjang.
4.      180o:3=60o
5.      360o
6.      L=sxs
L=4x4=16 cm2
7.      Segitiga lancip, segitiga siku-siku, dan segitiga tumpul.
8.      Segitiga sama kaki, segitiga sana sisi, dan segitiga sembarang.
9.     
10. 



C.    Daftar Referensi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1983). Permainan rakyat daerah Lampung.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

            Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1983). Permainan rakyat daerah Sumatera
Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Iswinarti. (2010). Nilai-nilai terapiutik permainan tradisional engklek untuk anak usia
sekolah dasar. Diakses dari http://rires2.umm.ac.id/publikasi/lama/Iswinarti%20PDK%2009-10.pdf.13Oktober 2014.

Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Dover Publications.

Murtiningsih, R.R Siti. (2012). Pendidikan multikultural melalui dolanan anak:studi
tentang dolanan anak “sundamanda” dalam perspektif teori pendidikan John

            Nuraini Sujiono, Yuliani dan Bambang Sujiono. (2010). Bermain kreatif berbasis
kecerdasan jamak. Jakarta:Indeks.

Pulung Dwi Cahyanto, Ignatius.  (2008). Understanding rural Indonesian culture
through reflexive photography as a means of developing tourism. Diakses dari
Oktober 2014.


            Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan. (2013). Harmoni di mata kaum muda:
selusin naskah lomba sosial budaya. Diakses dari http://litbang.kemdikbud.go.id/pusat/puslitbangbud/prosiding/Prosiding%20LKTI.pdf. 18 Oktober 2014.

            ----------(2013). Ingkling keceriaan dengan melompat satu kaki. Diakses dari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar